Gunung Bromo: Destinasi Eksotis Untuk Jiwa Petualang

By Leo Galuh | 19, Nov, 2020
Gunung Bromo: Destinasi Eksotis Untuk Jiwa Petualang

Alam Indonesia sudah sejak lama menjadi bagian dari keindahan wisata di seluruh dunia. Keindahan yang terhampar dan membentang luas tersaji dari barat Indonesia di kepulauan Sabang hingga ke Merauke di wilayah paling timur Indonesia.

Salah satu yang paling menonjol ialah wisata gunung bernama Bromo di Jawa Timur. Sebuah gunung dengan keelokan abadi yang menakjubkan dan merupakan satu dari banyak gunung api yang ada Indonesia.

Gunung berapi dengan ketinggian sekitar 2,400 meter di atas permukaan laut ini memiliki kaldera berupa lautan pasir seluas kurang lebih 6,000 hektar, lautan pasir yang berfungsi sebagai penahan air ini merupakan bagian dari andalan wisata kawasan pegunungan tengger ini.

 

Lokasi Bromo Mulai Dibuka Dengan Berbagai Syarat
Gunung Bromo Indonesia

Kredit Foto: Dinda Prasetyo di Unsplash

Sejak setahun yang lalu, aktivitas wisata di Gunung Bromo harus terhenti akibat pandemi virus corona yang merebak hampir ke seluruh penjuru dunia. Bulan Agustus lalu menjadi awal dimulainya melepas penantian bagi mereka yang dahaga akan suasana dingin dan indahnya Gunung Bromo.

Bedanya, kini pengunjung diharuskan mengikuti protokol kesehatan di era normal baru. Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) juga menerapkan serangkaian aturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung, diantaranya,

Pengunjung di wajibkan membeli tiket secara online melalui situs bookingbromo.bromotenggersemeru.org, selanjutnya wisatawan juga wajib berbadan sehat dan melampirkan surat keterangan sehat, mereka harus menunjukkan surat keterangan sehat dari dokter terlebih dahulu kepada pihak terkait.

Batas usia pengunjung pun juga dibatasi, mereka yang boleh memasuki dan berwisata kekawasan Gunung Bromo hanya yang berusia 10 hingga 60 tahun. bahkan sebelumnya pada reaktivasi Tahap pertama, hanya wisatawan berusia 14 sampai 60 tahun saja yang boleh berkunjung ke kawasan ini.

Mereka yang datang juga wajib dicek suhu tubuhnya, pengunjung wajib melalui prosedur pemeriksaan suhu tubuh dua kali dengan jarak pemeriksaan selama 5 menit. Jika sudah diperiksa dua kali dan suhu tubuh tetap lebih dari 37,30 derajat celcius, wisatawan tidak diizinkan masuk.

Selama berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, wisatawan wajib memakai masker, sarung tangan serta membawa hand sanitizer atau sabun cair, Jika tidak membawa, pengunjung bisa membeli dari para pedagang di sekitar area, pihak pengelola juga telah menyediakan tempat cuci tangan di beberapa titik wisata, termasuk di pintu masuk.

Memakai alat pribadi juga menjadi kewajiban yang diterapkan oleh pengelola kepada pengunjung, seperti penggunaan alat makan, minum, perlengkapan ibadah, dan perlengkapan lain yang menjadi kebutuhan selama didalam Taman Nasional Bromo.

Setelah berada didalam dan menikmati indahnya kawasan wisata, pengunjung juga harus saling menjaga jarak satu dengan yang lainnya, berperilaku tertib dan tidak diperbolehkan berkerumun.

Menjaga etika saat mengalami batuk dan bersin juga menjadi syarat mutlak yang diberlakukan oleh pengelola kepada seluruh pengunjung. Mereka yang batuk atau bersin diharuskan menutup area mulut dan hidung menggunakan tisu, masker, atau dengan siku. dan tentunya tidak boleh membuang ludah secara sembarangan.

Kuota kunjungan juga dibatasi di lima site wisata. Untuk Site Bukit Cinta, kuotanya hanya 42 orang per hari. Sementara Site Pananjakan 250 orang per hari, Site Bukit Kedaluh 129 orang per hari, Site Savana Teletubies 694 orang per hari, dan Site Mentigen 150 orang per hari.

Untuk Kawah Bromo hingga saat ini msih belum terbuka untuk umum, bahkan pengujung dibatasi jarak hingga radius aman sekitar 1 kilometer dari kawah.

Kewajiban pengunjung yang lain ialah harus menjaga kebersihan, mereka yang sudah masuk diharuskan membawa turun sampah sisa kebutuhan , bahkan tempat publik seperti mushola, toilet, tempat parkir, dan lainnya harus selalu tetap bersih.

Tidak hanya pengunjung yang dibatasi, kendaraan pribadi serta mobil penumpang kapasitasnya pun dikurangi hingga 50 persen dari kapasitas semula.

 

Menikmati Matahari Terbit Di Bukit Pananjakan
Gunung Bromo Sunrise Matahari terbit Indonesia

Kredit Foto: Irham Bahtiar on Unsplash

Bagian terpenting menjejakkan kaki di Gunung Bromo ialah bisa menikmati matahari terbit secara sempurna. Waktu terbaik untuk menikmati sunrise Bromo adalah ketika musim kemarau tiba, yakni sekitar bulan Juli hingga September. Saat itu Cuaca lebih cerah, sunrise bisa lebih terlihat jelas tanpa terhalang kabut.

Untuk bisa melihat matahari terbit juga bukan tanpa pengorbanan, sebaiknya pengunjung sudah harus menyewa homestay terlebih dahulu, begitu juga untuk kendaraan menuju view point sunrise pengunjung sebaiknya sudah siap dengan mobil jeep sewaan. Hal ini penting, mengingat tidak semua mobil bisa dengan leluasa menunju tempat naiknya matahari itu.

Ketika semua perlangkapan sudah siap, kini pengunjung juga harus siap bangun lebih pagi, karena untuk mendapat tempat yang pas untuk melihat sunrise, wisatawan sudah harus tiba di Penanjakan 1 sekitar pukul 03.30 atau pukul 04.00 pagi, mengingat banyaknya orang lain yang juga ingin melihat matahari terbit, terlebih saat akhir pekan tiba , di mana pengunjung yang mau melihat sunrise begitu ramai.

Terakhir yang harus diperhatikan ialah, penggunakan pakaian yang tepat. Dengan suhu yang dingin di pegunungan, penggunaan pakaian hangat atau jaket tebal mutlak dilakukan dengan diikuti penggunaan alas kaki yang nyaman seperti sepatu trekking.

Sedikit berbeda dengan Pananjakan 1, Bukit Pananjakan 2 merupakan sunrise view point yang posisinya lebih rendah, namun demikin menantikan terbitnya matahari di bukit ini tidak kalah menarik di banding Pananjakan 1, tentunya masih harus dengan kondisi cuaca cerah agar tidak tertutup kabut

 

Kawah Gunung Bromo

Salah satu destinasi wisata yang tidak boleh dilewatkan oleh wisatawan adalah kawah Gunung Bromo. Ditempat ini anda bisa melihat kawah yang masih aktif secara langsung.

Jaraknya sekitar 10-15 menit dari pananjakan 1 jika menggunakan kendaraan roda empat.

Awal terciptanya kawah Bromo, konon katanya kawah tersebut merupakan gunung tengger yang memiliki ketinggian hingga mencapai 4,000 meter dari permukaan laut. Hal ini yang menjadikan Gunung Bromo merupakan gunung tertinggi pada masa itu.

Terjadilah letusan sangat dasyat yang menciptakan kaldera dengan diameter mencapai 9 kilometer lebih, dari hasil letusan Gunung Bromo itulah kini menjadi wisata lautan pasir.

Namun sayang wisata kawah Bromo belum bisa dinikmati dan masih tertutup untuk umum.

 

Pasir Berbisik
Pasir Berbisik Gunung Bromo Indonesia

Kredit Foto: lingkarmalang.com

Tempat yang menjadi andalan kawasan wisata di Gunung Bromo dan sudah sangat terkenal adalah Pasir Berbisik. Pasir Berbisik merupakan salah satu area di sekitar Gunung Bromo yang berisi hamparan pasir.

Pasir Berbisik ini sangat unik dan merupakan salah satu unggulan wisata Gunung Bromo. Dinamakan Pasir Berbisik, karena jika pasir-pasir ini tertiup angin, maka pasir tersebut akan menciptakan suara desisan angin yang sangat khas.

Kawasan Pasir Berbisik juga kerap dijadikan objek fotografi bagi para pengunjung. Bentuknya yang unik serta suaranya yang khas membuat wisatawan menjatuhkan pilihan untuk berfoto di tempat ini, dan tentunya Pasir Berbisik tidak akan dapat ditemui di tempat wisata gunung lainnya .

 

Bukit Teletubbies
Bukit Teletubbies Gunung Bromo Indonesia

Kredit Foto: MmUH-07CC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons

Gunung Bromo memberikan pilihan kawasan hijau dengan padang rumput menghampar yang sangat mirip dengan serial televisi Teletubbies. Maka Kawasan ini disebut Bukit Teletubbies karena mirip dengan serial televisi untuk anak anak tersebut.

Bukit yang satu ini posisinya ada di bagian selatan dari Gunung Bromo. Kawasan ini juga merupakan bagian dari jalur utama jika Anda ingin mengunjungi padang savana dari Gunung Bromo.

Pemandangan dari Bukit Teletubbies ini sangat menawan dan membuat mata anda terasa lebih segar dengan hamparan warna hijau rumput sejauh mata anda memandang .

 

Mengarungi Bromo Dengan Mobil Jeep
Gunung Bromo Jeep Indonesia

Kredit Foto: Levi Ari Pronk on Unsplash

Wisata Gunung Bromo temasuk wilayah yang medannya cukup sulit digapai dengan kendaraan pribadi, pengunjung juga dilarang menggunakan mobil pribadi di kawasan Gunung Bromo. Sebagai solusi para wisatawan bisa menyewa kendaraan jenis jip jika ingin mencapai beberapa tempat wisata di Gunung Bromo.

Ada sekitar 1.500 kendaraan jip yang disiapkan oleh paguyuban yang bekerja sama dengan pengelola. Beberapa titik kendaraan jip sudah diap mengantarkan anda berkeliling Gunung Bromo, diantaranya di wilayah Tumpang dan Poncokusumo (Kabupaten Malang), Wonokitri (Kabupaten Pasuruan), serta Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Harga sewa satu kendaraan jip berdasarkan awal keberangkatan dan jumlah tempat wisata yang dikunjungi. Jika hari normal, kapasitas penumpang berjumlah 6 orang, pada saat pandemi hanya diperbolehkan separuhnya .

Untuk harga sewa rata rata dipatok antara 500.000 rupiah sampai dengan 600.000 rupiah untuk paket rute pulang pergi ke Cemoro Lawang, Pananjakan 1, Bukit Teletubbies, Pasir Berbisik dan Gunung Bromo.

Sedangkan bagi wisatawan yang datang dan menyewa dari pasar tumpang atau rest area desa Gubuklakah harga sewa berkisar antara 900.000 rupiah hingga 1,5 juta rupiah, hal ini dikarenakan jarak yang lebih jauh.

Untuk harga yang lebih murah, anda bisa melalui kabupaten pasuruan, tepatnya menyewa kendaraan di Desa Monokriti kecamatan Tosari, namun jalur disini lebih mendaki dan berkelok dibanding jalur yang lain.

 

Wisata Berkuda
Gunung Bromo Indonesia

Kredit Foto: Tom Mussak on Unsplash

Berkuda menjadi alternatif bagi wisatawan yang ingin berkeliling di Kawasan Taman Nasional Bromo. Dengan menggunakan kuda, pengunjung tidak perlu capek menuju destinasi wisata yang diinginkan, selain itu pengunjung akan lebih merasa santai menikmati indahnya alam sekitar Gunung Bromo, sekaligus bisa berfoto untuk dijadikan momen indah selama tour di sini.

 

Wisata Adat Kasodo
Gunung Bromo Adat Kasodo Hindu Indonesia

Kredit Foto: Hebert Kostan on Unsplash

Tidak hanya memiliki panorama yang indah, Gunung Bromo juga merupakan gunung suci bagi umat Hindu Tengger. Setiap tahunnya, suku Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kasodo.

Ritual turun temurun ini dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur atas anugerah kesuburan alam. Yadnya Kasada juga dimaknai sebagai janji warga suku Tengger kepada leluhurnya untuk Gunung Bromo.

Upacara Yadnya Kasada biasanya digelar pada tanggal 14 dan 15 bulan kesepuluh menurut hitungan kalender Jawa. Mereka akan membawa sesaji sebagai persembahan rasa syukur untuk sang pencipta dan leluhur di gunung suci umat Hindu Tengger.

Freelance journalist. Currently aggregating economic news for analytical news service dedicated to competition law and regulatory developments around the world. Former reporter of tvOne (Indonesian television news channel) and NHK (Japan Broadcasting Corporation).

Leave a comment