10 Rumah Adat Populer di Indonesia

By Bella Arti | 26, Jul, 2021
10 Rumah Adat Populer di Indonesia

Rumah adat merupakan bukti keberagaman budaya Indonesia dan setiap darinya sangatlah indah. Dari Sabang sampai Merauke, setiap rumah adat di Indonesia memiliki ciri khas, keunikan, fungsi, dan sejarahnya tersendiri. Rumah adat dirancang dan dibangun menurut tradisi turun temurun yang ada di sebuah kelompok masyarakat atau daerah tertentu. Faktanya, ada lebih dari 30 rumah adat yang tersebar di Indonesia. Tapi, di antaranya ada 10 rumah adat Indonesia yang paling populer menurut HalalTrip. Yuk, kita simak uraiannya!

 

1. Rumah Joglo
Rumah Joglo Rumah Adat Indonesia

Kredit Foto: Gunawan KartapranataCC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons

Rumah pertama yang kita bahas adalah Rumah Joglo yang merupakan rumah adat khas tanah Jawa, khususnya di Jawa Tengah. Menurut sejarah, dahulu Rumah Joglo dijadikan sebagai petunjuk status sosial seseorang. Benar saja, jaman dahulu tidak sembarang orang bisa mempunyai Rumah adat yang penuh filosofi ini. Biasa dihuni oleh ningrat dan priyayi, Rumah Joglo berbentuk persegi empat dan hanya memiliki empat pilar utama untuk mewakili setiap arah angin yang juga disebut soko guru.

Rekat dengan tradisi, filosofi serta sejarah, cara pembangunan Rumah Joglo tidak bisa sembarangan. Meskipun di masa kini siapapun dapat membangunnya, terdapat tata cara tersendiri untuk membangun sebuah Rumah Joglo. Selain itu, terdapat 7 jenis Rumah Joglo yaitu Rumah Joglo Jompongan, Rumah Joglo Limasan Lawakan, Joglo Pangrawit, Rumah Joglo Semar Tinandhu, Rumah Joglo Sinom, Rumah Joglo Mangkurat, dan Rumah Joglo Hageng.

 

2. Rumah Kebaya

Rumah adat asli suku Betawi ini disebut sedemikian rupa karena bentuk atapnya yang menyerupai pelana yang dilipat dan jika dilihat dari samping, lipatan – lipatannya Nampak seperti lipatan baju Kebaya. Terbuat dari bahan utama kayu dan bambu, Rumah Kebaya biasa dibuat melebar dan dihiasi dengan halaman yang luas. Ada beberapa pasang atap di rumah adat khas Betawi ini namun, dari depan bentuk atapnya terlihat memanjang dan berbentuk segitiga.

Rumah Kebaya memiliki ragam hias yang merupakan hasil dari akulturasi. Dilihat dari struktur konstruksinya, Rumah Kebaya mendapat pengaruh dari gaya arsitektur Tou-kung. Selain itu, budaya Eropa juga mempengaruhi teknik penggunaan bahan sekor besi cor Rumah Kebaya.

 

3. Rumah Gadang
Rumah Gadang Rumah Adat Indonesia

Kredit Foto: algenta101CC BY 2.0, via Wikimedia Commons

Rumah Gadang adalah rumah adat khas kelompok etnis Minangkabau. Meskipun tradisional, Rumah Gadang masih banyak dijumpai di Provinsi Sumatera Barat. Karena bentuknya yang besar, rumah adat ini biasanya dibangun di lahan yang besar. Jika dilihat dari depan, bentuknya balok segi empat yang mana mengecil ke bawah. Bagian yang paling istimewa dapat kita lihat dari bentuk atap Rumah Gadang yang menyerupai tanduk kerbau. Bentuk tersebut merupakan lambing dari kemenangan.

Menjadi bukti sebuah kebudayaan suku yang sangat tinggi, Rumah Gadang memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai tempat tinggal, tempat bermusyawarah, tempat melaksanakan upacara adat, dan tempat merawat anggota keluarga.

 

4. Rumah Tongkonan

Merupakan warisan budaya tanah Toraja, Rumah Adat Tongkonan dapat dijumpai di Sulawesi Selatan. Rumah adat ini berfungsi sebagai tempat tinggal, bukti kekuasaan adat, dan juga perkembangan kehidupan sosial budaya suku Toraja. Jika kita lihat, atap rumah adat ini menyerupai perahu. Meskipun terbuat dari kepala atau daun nipa, faktanya atap Rumah Tongkonan dapat bertahan hingga 50 tahun lamanya.

Nama Tongkonan dari Rumah Tongkonan didapati dari kata tongkon yang berarti duduk atau menyatakan belasungkawa. Rumah Tongkonan bukan hanya berfungsi sebagai rumah adat atau rumah keluarga besar, namun juga sebagai tempat orang Toraja memelihara persekutuan antar kerabat. Selain itu, ada beberapa macam rumah Tongkonan yang dibedakan sesuai fungsinya tersendiri yaitu Tongkonan Layuk, Tongkonan Pekamberan, dan Tongkonan Batu Ariri.

 

5. Rumah Limas

Rumah Limas merupakan rumah adat asli Palembang, Sumatera Selatan. Dibangun dengan gaya panggung, rumah adat Limas. Rumah ini memiliki atap seperti limas. Rumah adat ini biasanya dibangun di tepi sungai dan menghadap ke barat yang juga dikenal sebagai Matoari Edop. Frasa tersebut berarti matahari terbit yang merupakan lambing dari kehidupan baru. Selain itu, terdapat filosofi dari tingkatan ruangannya yang juga disebut sebagai filosofi Kekijing. Oleh karena itu, setiap ruangan dari rumah Limas diatur berdasarkan penghuninya menurut jenis kelamin, usia, bakat, pangkat, dan juga martabat.

Rumah Limas memiliki panduan ukuran minimal 15 x 30 meter dan maksimalnya adalah 20 x 60 meter. Selain itu rumah ini menggunakan tumpuan yang terbuat dari kayu tahan air yang disebut dengan kayu unglen.

 

6. Rumah Honai

Rumah Honai adalah rumah khas suku Dani di Papua. Rumah adat ini banyak ditemui di bagian pegunungan di Papua. Rumah ini memiliki bentuk mungil yang unik yang bulat menyerupai seperti jamur. Saking mungilnya, kita tidak dapat berdiri tegak di dalamnya. Bahan bangunan Rumah Honai terbuat dari kayu, anyaman, dan jerami. Dibentuk seperti sedemikian rupa untuk menghalau hawa dingin mengingat lokasi geografis dari kediaman suku Dani yang ada di Lembah Baliem.

Rumah adat ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah sebagai tempat tinggal, tempat menyimpan alat perang, tempat mendidik anak – anak, tempat untuk merencanakan strategi pertempuran, dan tempat penyimpanan alat – alat suku Dani.

 

7. Rumah Bolon
Rumah Bolon Rumah Adat Indonesia

Kredit Foto: Nurul IchlasiahCC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons

Rumah Bolon adalah rumah adat suku Batak yang terletak di Sumatera Utara. Rumah ini seringkali difungsikan sebagai tempat pertemuan keluarga besar. Seperti Rumah Limas yang berada di Sumatera Selatan, Rumah Bolon juga dibangun menggunakan gaya panggung. Dahulu kala, Rumah Bolon dihuni oleh Para Raja di Seumatera Utara. Kurang lebih sekitar 13 Kerajaan pernah meninggali Rumah Bolon.

Terdiri dari tiang- tiang yang besar, pada masa lampau, di masing – masing tiang Rumah Bolon ditanami dengan kepala orang demi keselamatan kerajaan dan keturunan agar dilindungi dari roh – roh jahat. Meskipun begitu, hal tersebut sudah tidak dilakukan lagi.

 

8. Rumah Boyang

Rumah adat khas suku Mandar di Sulawesi Barat ini ada 2 jenis yaitu Boyang Adaq dan Boyang Beasa. Boyang Adaq dihuni oleh para bangsawan sedangkan Boyang Beasa dihuni oleh orang biasa. Ornamen tumbaq layer dihias untuk menandakan derajat kebangsawanan orang yang menghuni rumah Boyang tersebut.

Rumah dengan gaya panggung ini terdiri dari tiga susun yaitu, atap, roang boyang, dan naong boyang. Selain itu juga terdiri dari tiga petak yang dinamakan samboyang, tangnga boyang, dan bui’ lotang. Tiga susun dan tiga petak ini mempunyai filosofi “dua tak terpisahkan, tiga saling membutuhkan.”

 

9. Rumah Krong Bade

Rumah Krong Bade merupakan rumah adat asal Nangroe Aceh Darussalam (NAD) yang terkenal sebagai rumah dengan struktur anti gempa. Hal ini dapat diwujudkan karena Teknik penyambungan struktur tanpa paku, melainkan memakai Teknik sambungan pengikat yang fleksibel.

Terdapat ornament dan ukiran unik di Rumah Krong Bade yang menandakan status sosial pemilik rumah. Jika semakin kompleks dan rumit ukiran tersebut maka semakin tinggi status sosial pemilik rumah tersebut. Jika masuk ke dalamnya, maka kita dapat menemukan tiga ruang berbeda yaitu, seuramoë keuë (ruang depan), seuramoë teungoh (ruang tengah), dan seurameo likot (ruang belakang). Masing – masing ruangan tersebut memiliki fungsi tersendiri.

 

10. Rumah Sulah Nyanda
Rumah Sulah Nyanda Rumah Adat Indonesia

Kredit Foto: Fitri PenyalaiCC BY-SA 4.0, via Wikimedia Commons

Rumah terakhir yang kita bahas adalah Rumah Sulah Nyanda. Rumah tradisional ini adalah rumah adat khas suku Baduy yang menempati provinsi Banten. Rumah ini masih menyatu dengan alam dimana kita bisa dapati pondasinya terbuat dari batu, lantainya dan dindingnya yang terbuat dari bambu, tiangnya dari kayu, dan atapnya dari ijuk kering. Rumah Sulah Nyanda saling berhadapan kea rah selatan dan utara.

Jika dilihat, rumah asli suku Baduy ini harus dapat berdiri mengikuti kemiringan tanah sesuai dengan kepercayaan suku Baduy yang tidak merusak alam demi membangun tempat tinggal. Rumah Sulah Nyanda dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian sosoro (depan), tepas (tengah), dan ipah (belakang). Ketiga bagian tersebutpun memiliki fungsinya tersendiri.

 

Nah, itulah kesepuluh rumah adat asli Nusantara yang terpopuler menurut HalalTrip. Mari kita jadikan keberagaman budaya Indonesia sebagai anugerah bangsa dan inspirasi untuk mempelajari lebih jauh tentang budaya Indonesia yang warna - warni. Apa Anda terinspirasi untuk mencoba berkeliling Indonesia dan menyaksikan dengan mata kepala Anda sendiri rumah – rumah adat tersebut?

Unduh Aplikasi HalalTrip sekarang di Appstore atau Google Playstore secara gratis untuk membaca artikel menarik lainnya tentang Indonesia. Kami menyediakan berbagai fitur untuk pelancong Islam yang akan membuat pergi berliburmu jauh menjadi lebih mudah dan lancar!

Bella enjoys sipping on hot soy latte while writing. Through Halaltrip, she communicates her love for travelling.

Leave a comment