Masjid Berbentuk Perahu Yang Harus Kamu Kunjungi di Indonesia

By Leo Galuh | 23, Feb, 2021
Masjid Berbentuk Perahu Yang Harus Kamu Kunjungi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, tidak heran jika begitu banyak jumlah masjid yang tersebar diseluruh negeri ini.

Kini masjid tidak hanya memiliki fungsi sebagai tempat ibadah saja. Ada beberapa masjid yang punya ciri khas dan daya tarik tersendiri, sehingga sering dijadikan destinasi wisata yang sangat menarik. Beberapa bahkan bergaya arsitektur unik da menawan sehingga membuat orang yang melihatnya akan merasa kagum dengan bentuk serta desainnya.

Diantara yang paling menarik perhatian, adalah masjid dengan arsitektur bergaya perahu. Kali ini HalalTrip merekomendasikan lima masjid berbentuk perahu di Indonesia yang sayang kamu lewatkan!

 

Masjid Agung Al Munada Darussalam Baiturrahman, Jakarta
Masjid Agung Al Munada Darussalam Baiturrahman Jakarta Indonesia

Kredit Foto: @antri445 di Instagram

Berlokasi cukup tersembunyi di balik megahnya gedung-gedung bertingkat Jakarta, ada satu masjid dengan bentuk yang tak biasa dengan luas 1500 meter persegi, Masjid ini kerap menjadi destinasi wisata religi bagi para pengunjung.

Masjid unik yang dimaksud adalah Masjid Agung Al Munada Darussalam Baiturrahman, atau lebih sering terkenal dengan sebutan Masjid Perahu. Disebut demikian, karena bentuk bangunan masjid ini memang menyerupai perahu.

Masjid perahu terletak di Jalan Casablanca, RT 3/RW. 5, Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Lokasinya yang terletak di dalam lorong kecil membuat wisatawan hanya bisa berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor.

Ada dua jalan untuk menuju tempat ini, Anda bisa berhenti di depan gapura masjid yang terletak di Jalan Casablanca kemudian berjalan kaki sekitar 100 meter menuju masjid. Jika ingin mengendarai motor, Anda juga bisa masuk melalui Jalan Menteng Pulo Atas, kemudian menyusuri gang-gang kecil untuk bisa mencapainya.

Konsep masjid berbentuk perahu sendiri merupakan ide dari KH Abdurrahman Massud, saat itu ia terinspirasi dari kisah Nabi Nuh (AS), yaitu cerita tentang selamatnya umat Nabi Nuh (AS) dan pengikutnya yang mau tunduk dan menyembah Allah diatas sebuah perahu, kemudian Allah mengadzab kaum Nabi Nuh (AS) yang tidak mau meninggalkan berhala dengan mendatangkan air bah yang mengakibatkan banjir besar.

Saat kita memasuki ruangan masjid, rasa sejuk tatap bisa dinikmati walau dihimpit oleh gedung bertingkat, hal ini dikarenakan pengurus masjid tetap menjaga pohon rindang yang berada disekitar masjid, Jadi, meskipun cuaca sedang panas, pengunjung tetap bisa merasa nyaman berada didalam masjid.

Bangunan perahu yang menjadi ikon masjid ini digunakan sebagai tempat berwudu dan kamar mandi. Di bagian atas perahu terdapat ruang serbaguna yang biasa dipakai oleh pengurus untuk melakukan rapat atau sekedar berbincang.

Berhias Emas dan Al-Quran Berukuran Besar

Memasuki ruangan utama masjid terdapat sebuah mimbar dengan hiasan batu, tidak hanya itu dekat pintu masuk dan alas salat untuk imam juga terbuat dari batu berjenis akik. Selanjutnya anda yang berkunjung akan melihat tiang kayu besar berjumlah empat buah yang dihiasi oleh ukiran ayat-ayat Al Quran. Salah satu dari tiang tersebut merupakan sumbangan dari Menteri Agama Indonesia yang pertama, yaitu Abdul Wahid Hasyim.

Masuk semakin dalam di masjid perahu, tepatnya di teras bagian belakang terpampang Al Quran cukup besar, yakni berukuran 2x1 meter . Al Quran raksasa ini ditulis oleh H Amir Hamzah tidak lama setelah dibangunnya masjid perahu. Disekeliling Al Quran ini juga dihiasi oleh batu akik berwarna-warni.

Karena ukurannya yang besar, Al Quran ini hanya berfungsi sebagai pajangan, bukan sebagai bacaan dan selalu tertutup rapat, namun jika ada wisatawan yang ingin melihatnya, mereka bisa meminta dibukakan oleh pengurus masjid.

Yang paling mengejutkan ternyata Masjid ini berhias emas seberat satu kilogram yang terletak di atap berbentuk kerucut. Sebagai barang berharga, emas dipercaya dapat memberikan kemakmuran bagi warga sekitar masjid.

Anda jangan khawatir, meskipun terletak di lokasi yang tertutup megahnya gedung, masjid tersebut memiliki area parkir yang luas. Kebanyakan yang datang adalah para pekerja kantoran yang berada di sekitar masjid.

Selain sebagai tempat untuk beribadah dan wisata religi, masjid ini juga kerap menjalankan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengembangan pengetahuan agama Islam, seperti TPA atau tempat pendidikan Al Quran, pengajian, dan zikir bersama.

 

Masjid Safinatun Najah, Semarang
Masjid Safinatun Najah Semarang Indonesia

Kredit Foto: @iwan_fee di Instagram

Bangunan ini bernama Masjid Safinatun Najah. Sebagian orang menyebutnya sebagai Masjid Kapal Semarang karena bentuknya yang menyerupai kapal.

Jika dilihat secara langsung, masjid ini bentuknya sangat unik karena bangunannya mirip seperti kapal yang biasa mengarungi lautan. Lokasinya berada di Desa Dadakan, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah.

Sepintas masjid kapal semarang juga mirip kapal Nabi Nuh (AS), menurut pengurus masjid, bangunan ini sengaja dibuat seperti kapal Nabi Nuh (AS) dengan alasan sebagai kapal penyelamat serta untuk menyesuaikan dengan nama yayasan Safinatun Najah. Berdasarkan musyawarah, pihak yayasan menyetujui desain dibuat berbentuk kapal dan dibangun di kawasan itu lantara harga tanah masih cukup murah.

Berdasarkan keputusan yayasan, maka dibangunlah Masjid kapal di atas tanah seluas 4.000 meter persegi. Temboknya dilukis manual dengan tekstur kayu. Di atas dek kapal kayu ada bangunan yang di cat berwarna putih untuk meyelaraskan warna masjid sehingga terlihat lebih menarik.

Bangunan masjid kapal sendiri terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama untuk aula, tempat wudhu, dan toilet. Lantai 2 merupakan ruangan utama sholat, sedangkan lantai 3 untuk perpustakaan. Bagian rooftop-nya atau paling atas ditutup dengan kubah berwarna hijau. Dari sini anda bisa melihat pemandangan indah seperti sawah dan hutan yang membentang seluas mata memandang.

Akses Menuju Lokasi

Akses menuju Masjid Kapal Semarang bisa ditempuh dari Bandara Internasional Ahmad Yani, jalan melewati Pantura ke arah Barat dan berbelok di Pasar Jrakah menuju Ngaliyan. Kemudian berbelok ke kanan tepat sebelum Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 A Semarang Kedungpane. selanjutnya menelusuri jalan sekitar 10 km mentok hingga bertemu pertigaan, kemudian belok kiri menuju Jalan Kyai Padak hingga mencapai masjid kapal semarang yang unik ini.

 

Masjid Perahu Al Baakhirah, Cimahi
Masjid Perahu Al Baakhirah Cimahi Indonesia

Kredit Foto: @loveliez55 di Instagram

Masih dengan bangunan masjid berbentuk arsitektur kapal atau perahu, kali ini bernama Masjid Al Baakhirah yang berlokasi di Jalan Bapak Ampi, RT02/RW06, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi, Jawa Barat.

Masjid yang diambil dari nama Al-Baakhirah ini bisa bermakna lautan, bahtera, samudera atau tidak berakhir. Pembangunan mesjid ini selesai pada tanggal 26 April 2016 yang lalu atau sekitar 5 tahun silam .Pembangunan masjid sendiri menghabiskan waktu sekitar delapan bulan lamanya. Masjid dibuat untuk mengenang mendiang sang ayah yang seorang nahkoda kapal.

Masjid ini memang sengaja dibuat sangat unik dan mirip kapal laut, mulai dari bentuknya, ornamen pelengkap lain juga tidak terlewatkan, seperti cerobong asap dan jangkar berwarna putih. Di masjid kapal ini juga terdapat ruang anjungan dan dek atau geladak sehingga semakin mengesankan kapal yang sedang berlabuh di dermaga.

Luas bangunannya sekitar 90 meter dengan luas lahan sekitar 200 meter persegi. Untuk kapasitas jamaah, Masjid ini memiliki daya tampung kurang lebih 100 orang.

Terdapat sedikitnya lima ruangan di Masjid Al Baakhirah, masing-masing mempunyai fungsi. tersendiri, seperti ruangan anjungan yang berada di atas berfungsi sebagai tempat panel listrik dan audio, sedangkan geladak untuk radar serta alat komunikasi, ruangan tengah atau badan kapal merupakan ruang utama masjid yang diperuntukkan sebagai tempat salat.

Renacana awal pembangunan masjid hanya dibuat berbentuk kapal seadanya, namun setelah berdiri selama tiga tahun, pihak Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) mulai menyempurnakan bangunan masjid layaknya kapal laut sebenarnya, tujuan membuat keunikan masjid berbentuk perahu ini bisa menjadi salah satu media dakwah di masyarakat.

Tidak hanya sebagai tempat berdakwah, ternyata masjid kapal ini juga memiliki segudang prestasi dan mendapat pengakuan sebagai masjid dengan manajemen terbaik dari tingkat kelurahan, kota, hingga provinsi.

 

Masjid Perahu, Sukabumi
Masjid Perahu Sukabumi Indonesia

Kredit Foto: Masjid Perahu Al-hikmah Sukabumi di Facebook

Masjid Perahu Al-Hikmah Sukabumi lainnya terletak di Kampung Cikiray Kidul, Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Jawa Barat. Masjid ini berdiri di areal Pondok Pesantren Yatim Piatu Al Hikmah dan didirikan oleh mendiang Kiai Haji Abdul Aziz , seorang pemuka agama di Kampung Cikiray Kidul.

Masjid perahu sukabumi dibangun pada tahun 1979, mengusung filosofi zaman Nabi Nuh (AS), Dengan harapan bagi siapapun agar mudah mengingat sosok panutan, yakni Nabi Nuh (AS).

Hingga kini bentuk bangunan masjid masih terlihat kokoh. Pada bagian masjid dilengkapi gambar dua buah jangkar besar, dan terdiri dari tiga lantai. Bangunan inti untuk shalat berjamaah dengan kapasitas sekitar 60 orang, lantai kedua dikhususkan untuk belajar mengaji anak-anak, dan lantai tiga merupakan menara dengan cerobong, ditambah kubah kecil yang berlafazkan Allah.

Saat bulan Ramadhan tiba, masjid ini ramai dikunjungi warga dari luar daerah. Untuk sekedar menikmati keindahan arsitektur masjid hingga ber-swafoto. Jika ada tamu rombongan, pihak pengelola masjid juga menyiapkan perahu kecil di atas kolam untuk dinaiki pengunjung, khususnya anak-anak.

Kisah Nabi Nuh (AS) Inspirasi Masjid Perahu di Indonesia

Masjid dengan arsitektur kapal sebagian besar terinspirasi dari kisah Nabi Nuh (AS), seorang utusan Allah yang diperintahkan untuk melaksanakan perintah Tuhannya, Saat itu sebagian besar kaumnya tidak mau meninggalkan sembahan berhala, sehingga Allah memerintahkan Nabi Nuh (AS) untuk membuat sebuah kapal.

Nabi Nuh (AS) bersama orang-orang yang beriman serta hewan peliharaannya diperintahkan untuk naik ke atas bahtera, sehingga selamatlah mereka dari banjir yang sangat dahsyat. Hikmah yang dapat dipetik, yakni bentuk ketaatan terhadap sang pencipta akan menjadikan keselamatan bagi yang orang-orang yang melaksanakannya.

Freelance journalist. Currently aggregating economic news for analytical news service dedicated to competition law and regulatory developments around the world. Former reporter of tvOne (Indonesian television news channel) and NHK (Japan Broadcasting Corporation).

Leave a comment